October 14, 2014

Kita


Kita mengikhlaskan waktu yang memainkan perannya.

Kita...
Adalah dua beda namun banyak sama.

Kita,
sejauh mana melangkah,
selalu kembali pada kita.

Kita...
Akan selalu saja kita.
Yang pandai sekali berkawan dengan waktu.
Yang pandai sekali bercinta dengan jarak.
Dan pandai sekali berjodoh dengan ikhlas.

Kita,
itu indah.
Seindah kamu yg selalu menyayangiku.
Tanpa sakit tanpa lemah tanpa keluh.
Seindah aku yg selalu kembali kagum pada seluruh usaha, asa, doa yg selalu kulihat telah engkau perjuangkan.

Kita...
Semoga waktu segera menjawab.
Apakah kita benar telah menemui jodohnya.

Fikirku


Aku fikir, aku adalah wanita yg bijak.
Karena aku tak lagi mampu cemburu akan hal hal semu seperti waktu mudaku.

Aku fikir, aku adalah wanita yg bijak.
Karena aku tak lagi meminta waktu lebih padamu.
untuk hal hal sekedar berkirim pesan dan berbincang.

Aku fikir, aku adalah wanita yg bijak.
Karena aku selalu menerima apa adanya dirimu,
dan menjadikannya kekuatan lebihmu.

Aku fikir, aku adalah wanita yg bijak.
Karena selain aku tak mampu cemburu,
tak membuang waktumu hanya denganku,
dan juga selalu menerimamu.
Aku juga telah bijak karena menjadikanmu teman dalam mimpi mimpiku.

Semoga aku selalu bisa bijak.

October 7, 2014

Maaf, Untuk Menjadi Lemah, Pa.


Aku lelah...
Dianggap selalu dapat diandalkan.
Dianggap selalu kuat.
Dianggap selalu tabah.

Aku lelah...
Saat semua harus aku yg kerjakan.
Saat semua harus aku yg perbaiki.
Saat semua harus aku yg selesaikan.

Aku lelah...
Untuk mencoba tak ada apa-apa.
Untuk selalu berjalan dengan apa yang engkau minta.
Untuk memperbaiki semua salah salah yang ada.

Aku lelah...
Hanya bisa mendengar keluh saat engkau lemah.
Hanya bisa diam saat selesai kita berbincang.
Hanya menangis sendiri karena tak tega engkau mengetahui.

Aku sungguh lelah.
Maaf, untuk menjadi lemah, Pa.