January 26, 2012

peranku pada sebuah mimpi

Aku menyukai peran ini
mengeksploitasi diriku lebih dalam.

Tak sesulit apa yang mereka anggap

namun ternyata tak semudah pula apa yang aku rasa

Segalanya kan berubah, kelak.

Aku percaya.

Segala mimpi akan menjadi nyata
pada mereka yang mau berusaha dan berdoa

Aku percaya pada-Nya
yang telah memberiku segala peran selama ini
karena-Nya pula aku berkekuatan
menahan segala kepaitan

Pada-Mu kutitipkan segala mimpi yang aku bangun
agar kelak kan terwujud dalam sebuah cerita
yang aku tuliskan sendiri




Untuk mama yang tak selalu bisa kusentuh setiap saat,
percayalah keajaiban pasti akan datang.

Untuk papa yang penuh dengan canda,

sesungguhnya aku ini penuh air mata.

Untuk kalian yang pernah dan selalu memberiku cinta,

terimakasih tlah menemaniku sepanjang usia.

Kalian memberiku kekuatan lebih dalam

pada setiap yang aku pikirkan.

Dan demi kalian pula,
aku merajut mimpi penuh asa...

Tetaplah menjadi kekuatan pada mimpiku.


Aku menyayangimu :)


aku tau ulahmu

Tahukah kau bahwa aku menyadari ulahmu?
Aku takkan tergoda!!
Ketika kau menatap tajam mataku
Tak ada rasa
Ketika kau mencoba merasuki pikiranku
Tak ada pula asa

Tahukah kau bahwa aku menyadari ulahmu?
Aku takkan terhanyut!!
Ketika kau coba merebutnya dariku,
kumpulan jari penuh kekuatan ini
Tak kan mampu menggoyah sedikitpun rasa
Karena aku tak ada rasa

Tahukah kau bahwa aku menyadari ulahmu?
Maka aku akan meninggalkanmu..
Ketika kau memaksakan sesuatu
yang kau sebut itu,
Cinta

kini aku (telah) keropos

Aku takut saat-saat ini tiba. Dimana banyak orang baru yang datang.
Aku tak tau apa yang mereka bawa.
Sebuah apel manis beracun ataukah mengkudu yang manis?
Apel beracun pun ada. Namun mengkudu manis apakah ada?
Manis memang terlihat lebih baik, namun akhirnya mematikan juga.
Lain halnya yang pahit, tetap takkan berubah manis.
Adakah pilihan lain?

Aku meragukan segalanya.
Kemampuanku menerima kepercayaan punah begitu saja...
Aku takut!

Aku tak tau apa yang ada di balik punggungmu..

Genggamlah bunga
Daripada pisau tajam
yang sebenarnya tak kan mampu lagi mengoyak hatiku

Karena aku tlah terlanjur keropos....

From August 16, 2010


        (Dulu) Kau menemukanku dan mengangkatku ke alam dimana aku belum pernah merasakan sebelumnya. Dicintai memang hal wajar. Namun keindahan yang kau berikan mempunyai arti berbeda di mataku. Aku tak tau sosokmu mampu membuatku seperti ini (sekali lagi, dulu). Memberiku kekuatan lebih untuk menjadi diriku seutuhnya. Aku tau, itu memang dariku, namun kau memicunya. Spirit yang tak mampu kutemukan sedari dulu. Namun sekali lagi, itu dulu. Aku menikmatinya. Amat. Berimajinasi berkarya dan membanggakan. Aku menjadi sosok sangat spesial dimatamu. Aku amat bahagia. Namun, saatnya ketika pertanyaan itu datang.. Ketika sunyi menerpaku, tak bisa kuhindari.. Ternyata...dirimu jauh dari yang selama ini aku rasakan. Berbeda! Paketmu berbeda! Nyatanya, aku ingin mengakhirinya. Keadaan dimana Aku Tak Lagi Bisa Menjalaninya. Semoga kau selalu memaafkan semua kesalahan yang tak aku sengaja. Mungkin lain kali. Bukan untuk saat ini. Simpan dulu segala apa yang ingin kau beri. Untuk hari Esok. Entah esok kapan kan datang. Terima Kasih atas kesabaranmu untuk memberiku kesempatan "Mencoba Hal Baru". Aku sangat berterima kasih.

Untukmu, tiada kata terucap selain "Maaf" dan "Terima Kasih"
Selamat tinggal.
Sampai jumpa di masa Esok yang akan datang.

Aditya Putra.
Hiduplah bahagia :)